Didukungdana dari 3 perusahaan besar, program pertama di tahun 2010, berhasil mendidik 51 sarjana lulusan universitas terkemuka di Indonesia seperti ITB, ITS, UI, UGM, Unpad, Unhas, Unair dan Undip. GIM mengirimkan guru-guru muda ini ke beberapa daerah terpencil di Indonesia, seperti Majene, Bengkalis (Riau), Tulang Bawang Barat (Lampung
Potret Pendidikan Di Daerah Terpencil – Tamansari, Atap berlubang di banyak tempat, pagar bambu yang warnanya sudah pudar, meja dan kursi dalam kondisi sangat memprihatinkan. Beginilah suasana kelas di SDN Gadog 4 Desa Sukaraja, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Kondisi pendidikan di daerah pinggiran masih menjadi pekerjaan rumah setiap kotamadya. Hambatan utama pengembangan sekolah adalah lokasi dan jumlah siswa. Misalnya SD Negeri Gadog 4 yang letaknya tidak di tengah masyarakat dan jumlah siswa pada kategori ini sangat sedikit, sehingga perkembangan SD Negeri 4 lebih lambat dibandingkan sekolah lain. Kesadaran pendidikan juga harus dibenahi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Namun semakin jauh dari kota, semakin jauh dari pusat pemerintahan, semakin berkurang kesadaran akan pentingnya pendidikan. Kemampuan pemerintah membangun sekolah juga terbatas. Menurut Kepala UPT Unit Pelaksana Teknis Kecamatan Tamansari, dibutuhkan tanah untuk membangun sekolah sesuai NJOP nilai jual harta kena pajak, padahal di lokasi tidak ada yang mau menjual tanahnya. menurut NJOP. Potret Pendidikan Di Daerah Terpencil Situasi guru dan dosen juga menjadi masalah serius dalam dunia pendidikan. Sekolah negeri membutuhkan guru PNS pegawai negeri. Sementara itu, belum ada kebijakan pemerintah untuk mengangkat PNS dan jumlah PNS semakin berkurang karena pensiun. Namun, hal ini dapat dicegah dengan mempekerjakan pekerja paruh waktu, tetapi ini tidak berarti bahwa masalah ini akan diselesaikan, tetapi hanya untuk menutupi kekurangan sementara. Tidak mungkin melanjutkan pelatihan pekerja jujur ​​ketika pegawai negeri habis karena pensiun. Pelaksanaan Osn Tingkat Sd Di Kecamatan Rimbo Bujang Tahun 2019 SDN 4 Gadog memiliki situasi yang sangat berbeda dengan sekolah umum kota. Apakah jarak menyebabkan pemerintah kurang memperhatikan sekolah desa? Bagi pemerintah, hal ini tidak boleh menjadi kendala dalam pembangunan pendidikan. Padahal antusiasme anak-anak untuk bersekolah di desa dan di kota sama besarnya. Sarana dan prasarana khas pedesaan semakin menunjukkan bahwa pendidikan tidak merata. Permohonan selalu dilakukan oleh pihak sekolah, bahkan dibantu oleh pihak kabupaten, “namun tidak mendapat alokasi, pembangunan baru dimulai jika jumlah siswa melebihi kemampuan sekolah untuk menampung mereka,” kata Anung 46. , yang merupakan kepala sekolah SDN Gadog 4. Pengadaan untuk renovasi atau pembangunan sekolah juga dapat dilakukan berdasarkan survei lapangan dan tidak hanya berdasarkan jumlah siswa. Semakin baik sekolah tersebut, semakin dapat memicu kesadaran akan pentingnya pendidikan. SDN 4 Gadog terletak di Kecamatan Tamansari karena tidak berada di ujung Kabupaten Bogor. Bisa dibayangkan, situasinya mungkin lebih buruk dengan sekolah-sekolah di ujung seberang Kabupaten Bogor. Sayangnya kapasitas pemerintah dalam mendukung pendidikan belum maksimal. Perbedaan mutu pendidikan antara kota dan desa yang sangat jauh berbeda ini benar-benar telah menjadi stereotipe yang harus dipatahkan dan menjadi tugas semua pihak untuk mengubah mutu pendidikan agar merata. lebih baik. Pembelajaran hibrid untuk mencegah penyakit Omicron – Pemerintah Indonesia telah memasukkan lebih banyak sekolah ke dalam pembelajaran hibrid untuk mengurangi ukuran kelas, tetapi para ahli dan pemangku kepentingan yang prihatin dengan munculnya Omicron mengatakan aturan tersebut harus diperketat lebih lanjut. Pembelajaran hybrid untuk cegah penyakit Omicron – Perhimpunan Pedagog dan Guru Indonesia P2G mengatakan semua sekolah di seluruh negeri harus menerapkan pembelajaran hybrid. “Itu tidak cukup padat karena … Wycliffe Translator mengubah pendidikan di Papua Nugini – cukup sulit untuk memahami satu sama lain dalam satu bahasa. Bayangkan tujuh juta orang di satu negara berbicara lebih dari 850 bahasa yang berbeda, yang sebagian besar tidak memiliki bentuk tertulis. Begitulah keadaan Papua Nugini, bangsa yang paling beragam bahasanya di dunia. Penerjemah Wycliffe Mengubah Pendidikan di Papua Nugini – Papua Nugini telah… Sarjana Terpilih Dikirim Ke Daerah Daerah Terpencil Pendidikan di Papua Barat Tantangan dan Solusi untuk Masa Depan yang Lebih Baik di Indonesia – Pembangunan daerah berdampak signifikan bagi Papua Barat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing daerah, pertumbuhan ekonomi, kesenjangan sosial dan kesejahteraan. Untuk itu, fokus utama perubahan di Papua Barat adalah pendidikan. Walaupun banyak kendala dan hambatan, namun solusi terbaik dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan pendidikan. Pendidikan di Papua Barat Tantangan dan Solusi untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik… Tantangan Pelaksanaan Pendidikan Dasar di Daerah Pedesaan – Negara berkembang menghadapi banyak tantangan dalam menyediakan layanan pendidikan yang prima, terutama di daerah pedesaan dan terpencil. Indonesia tidak bisa menjadi pengecualian. Meskipun akses ke pendidikan dasar di Indonesia telah mampu mencapai angka partisipasi secara keseluruhan, kualitas layanan pendidikan dan hasil belajar siswa… Mewujudkan Pendidikan Berkualitas Melalui Perencanaan Berbasis Data – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan platform pelaporan pendidikan pada April 2022 sebagai bagian dari kebijakan kebebasan pendidikan. Rapor pendidikan merupakan platform yang menyediakan informasi pelaporan hasil evaluasi sistem pendidikan sebagai pengembangan lebih lanjut dari sertifikat mutu sebelumnya. Mewujudkan pendidikan berkualitas melalui perencanaan berbasis data – Kepala Badan Standarisasi, Kurikulum, dan Penilaian Pendidikan Anindito Aditomo juga menyampaikan bahwa kebijakan penilaian… Indeks pendidikan Indonesia yang rendah membuat daya saing menjadi sangat lemah – sumber daya manusia semakin menjadi perhatian utama perusahaan dan negara. Karakteristik dan keterampilan individu semakin diakui sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi. Negara mana saja yang telah mempersiapkan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing, talenta dan kualitas sumber daya manusia? Dan bagaimana daya saing diukur? Indeks pendidikan Indonesia yang rendah menguat… Tak Ada Guru Dan Minim Prasarana, Babinsa Ini Mengajar Puluhan Anak Putus Sekolah Di Daerah Terpencil Sbt Menghubungkan Mata Rantai Kemiskinan dan Pencapaian Pendidikan Kemiskinan telah menjadi masalah utama bagi penduduk Indonesia sejak kemerdekaan hingga sekarang. Berbagai upaya dan kebijakan pemerintah yang baik telah dan sedang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan mengurangi kemiskinan. Menghubungkan mata rantai kemiskinan dan pencapaian pendidikan – Program kemiskinan pemerintah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin yang menurun dari 49,50 juta orang pada tahun 1998 24,23% dari total penduduk karena… Pendidikan berkualitas dan cara meningkatkannya – Pendidikan berkualitas penting bagi siswa untuk memilih belajar di sekolah. Karena sangat membantu siswa untuk meningkatkan level pengetahuan dan keterampilan mereka di semua bidang. Pendidikan yang berkualitas dan cara meningkatkannya – Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang melekat pada diri seseorang sejak lahir. Pendidikan merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesuksesannya di masa pendidikan yang baik, kesuksesan itu mudah. Sebaliknya, tanpa pendidikan terbaik tidak ada… Peran pendidikan yang dapat menjadi tumpuan dalam aspek kehidupan – Menjelang semester baru, semakin banyak lulusan SMA yang memikirkan karir setelah lulus. Banyak yang berharap bisa menjadi anggota masyarakat apa adanya, namun ada juga yang memiliki keinginan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi pilihannya. Peran pendidikan yang bisa menjadi fundamental dalam aspek kehidupan – nyatanya banyak universitas yang menawarkan program-program menarik yang membantu… Berusaha keras untuk memberikan pendidikan yang berkualitas – Sekolah adalah sistem bagian dan komponen yang saling berhubungan. Pemerintah, manajemen sekolah, guru, dosen, siswa, orang tua dan masyarakat merupakan satu kesatuan yang utuh dalam mencapai tujuan pendidikan dan tujuan pendidikan nasional. Upaya Mempersiapkan Pendidikan Berkualitas – Kepala Sekolah Dasar dan Menengah mengemukakan enam komponen utama yang saling terkait dalam peningkatan mutu pendidikan. Pengelolaan lingkungan, pembangunan infrastruktur… KUPANG, – Siswa SD Negeri Glaki Kabupaten Sikka perlu mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Pasalnya, sekolah yang terletak di desa terpencil itu terpaksa melakukan kegiatan pembelajaran dan pendidikan di teras kelas. Menjelang Penerimaan Anggota Polri Tahun 2022. Polres Dompu Terus Melakukan Sosialisasi Teras digunakan sebagai ruang kelas karena tidak ada ruang kelas. Terletak di kaki gunung berapi Egon, sekolah ini hanya memiliki 6 ruangan. Dimana terdapat 5 ruangan yang digunakan sebagai ruang kelas dan 1 ruangan sebagai ruang guru. Belum lagi kelas perpustakaan, sekolah ini bahkan tidak memilikinya. Meski begitu, para siswa tetap semangat untuk pergi ke sekolah. Mereka harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer setiap hari untuk belajar di sekolah. Di masa pandemi COVID-19, saat pemerintah gencar mengkampanyekan pendidikan daring, sekolah ini gagal menerapkannya. Tidak ada jaringan telekomunikasi sama sekali di daerah ini. Untuk itu pihak sekolah terpaksa melanjutkan kegiatannya di sekolah. VOD Ini Kisah Hammam, Mahasiswa Semarang yang Selamat dari Gempa Turki! Minggu, 12 Februari 2023 2232 WIB Polres Lombok Barat Berikan Perhatian Khusus Terhadap Guru Dan Kondisi Pendidikan Di Daerah Terpencil Hanya di VOD! Jelang Hukuman Sambo Cs, Ibunda Yosua Ungkap Peran Buruk Terdakwa pada Anak Minggu, 12 Februari 2023 2228 WIB Hukum Keluarga Joshua Berharap Sambo Dihukum Seumur Hidup, Putri Lebih Tegas Dari Tuntutan Jaksa Minggu, 12 Februari 2023 2227 WIB DUNIA Ribuan Bangunan Runtuh, Turki Cari Kontraktor Konstruksi untuk Daerah Terdampak Gempa Minggu, 12 Februari 2023 2210 WIB Mahasiswa VOD Asal Semarang Selamat dari Gempa Turki, Orang Tua Posisinya Tidur Minggu, 12 Februari 2023 2206 WIB Uin Raden Mas Said Surakarta VOD akan mengungkap kebenaran, penilaian apa yang pantas diterima Eliezer? Minggu, 12 Februari 2023 2201 WIB Sepak Bola Menpora FIFA Ingin Jadikan Indonesia Episentrum Sepak Bola Asia Sunday, February 12, 2023 2159 WIB Suara terbuka Polda Metro terkait peristiwa pengrusakan taksi oleh sopir Fortuner di Senopati. Minggu, 12 Februari 2023 2146 WIB 3 TOP NEWS [TOP 3 NEWS] Fortuner Senopat Virus, Sandiaga Jelang Sidang Sambo Atas Utang Anies Minggu 12 Februari 2023 2140 WIB Bertepatan dengan Hari Guru, Pemerintah Provinsi Aceh menggalakkan minat belajar sekaligus memotivasi siswa yang tinggal di pulau Terpencil, Terpencil, dan Tertinggal 3T Aceh untuk lebih semangat belajar dan tidak patah semangat untuk mencapai cita-citanya . Potret Sekolah Sekolah Di Pedalaman Indonesia Kawasan 3T adalah kawasan yang dimiliki oleh suatu kawasan Permasalahan pendidikan di daerah terpencil, potret pendidikan di indonesia saat ini, internet di daerah terpencil, potret pendidikan di indonesia, kondisi pendidikan di daerah terpencil, cara mengatasi masalah pendidikan di daerah terpencil, solusi pendidikan di daerah terpencil, kurangnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil, masalah pendidikan di daerah terpencil, potret pendidikan indonesia saat ini, daerah terpencil di indonesia, pendidikan di daerah terpencil
Seorang guru memberikan materi luar kelas kepada beberapa muridnya di SDN 226/III Renah Kasah, Kerinci, Jambi, Senin (4/1/2021). Sekolah yang menampung 26 murid tingkat dasar yang berada di desa terpencil berjarak sekitar 50 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Kerinci tersebut merupakan sekolah satu-satunya di desa itu sehingga para lulusannya harus keluar dari desa bila
Selain ke perekonomian, dampak pandemi COVID-19 juga terasa ke dunia pendidikan. Sejak adanya pandemi ini, kebijakan-kebijakan baru pun mulai diterapkan di dunia pendidikan. Seperti belajar di rumah salah satunya. Para guru pun harus rela menjemput bola demi tercapainya pemerataan pendidikan di desa terpencil. Penerapan kebijakan belajar melalui sistem daring mungkin tak menjadi masalah di area perkotaan karena dukungan infrastruktur telekomunikasinya seperti koneksi internet yang baik. Akan tetapi beda halnya dengan nasib para pelajar dan guru di pedesaan yang jauh dari akses dan kemudahan internet. Ya, itulah yang dialami sejumlah siswa SMP Negeri 4 Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah karena tidak semua siswa dapat menikmati akses internet. Keterbatasan piranti seperti telepon genggam, atau bahkan jaringan internet yang semulus perkotaan menjadi kendala. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat juang untuk memajukan dunia pendidikan. Seperti yang dilakukan Mulud Sugito, Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Bawang. Sekolah yang terletak di Dusun Sigemplong, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang ini terletak di wilayah paling selatan Kabupaten Batang yang bersebelahan dengan kawasan wisata Dieng. Namun apa daya, tidak semua tenaga pendidik menguasai sistem daring ini. Siswa pun juga ada yang tidak memiliki telepon genggam atau pun jaringan internet lancar. Akhirnya Sugito bersama 11 guru Wiyata Bhakti lainnya sepakat untuk melakukan 'jemput bola' dengan mengantar tugas sekolah secara langsung ke rumah siswa. Beginilah salah satu medan yang terekam oleh kamera pewarta foto dari Antara ini. Terjal dan berliku, ditempuh demi memenuhi kebutuhan pemerataan pendidikan bagi anak-anak di desa terpencil. Setiap Senin pagi, kepala sekolah dan guru membagi tugas untuk mengantar tugas sekolah ke rumah siswa. Total keseluruhan siswa kelas VII sampai IX mencapai 43. Namun untuk saat ini, yang masih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar KBM hanya kelas VII dan VIII yang berjumlah 35 siswa. Guru harus menyusun program belajar dan tugas yang bisa digunakan siswa saat belajar di rumah selama satu minggu. Kemudian pada hari Sabtu, guru mengambil kembali hasil pengerjaan siswa untuk dikoreksi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan kebijakan belajar di rumah bagi pelajar hingga setingkat mahasiswa. Pembelajaran yang dikenal dengan sistem daring online mulai digeluti bagi semua siswa. Tapi bagi siswa di desa terpencil hal itu tak berlaku. Ini salah satunya. Meskipun demikian, para siswa ini tetap semangat untuk meraih cita-cita mereka dengan belajar yang tekun dan gigih. Mereka rela berjalan kaki dengan turun naik bukit sejauh sekitar satu kilometer hingga melewati aliran sungai di dasar bukit. Selain berjalan kaki, ada pula beberapa alternatif jalan lainnya. Namun jarak tempuh perjalanan harus dilalui berputar sejauh lebih kurang 20 kilometer. Para guru memilih untuk melalui jalan tercepat meski harus turun naik bukit guna mengantar materi pembelajaran ke rumah siswa. Semangat belajar dan kegigihan siswa di desa terpencil dalam menempuh pendidikan itu tidaklah mudah. Untuk itu, semangat yang tinggi perlu dihargai. Mereka dengan penuh semangat dan antusias menerima pelajaran dan tugas dari guru-guru mereka saat belajar di tengah pandemi ini. "Dari situasi pandemi ini, kami mengambil hikmah bahwa perjuangan anak didik kami dalam memperoleh pendidikan tidaklah mudah. Kami harus berjuang demi mereka agar dapat selalu belajar. Semoga pandemi COVID-19 ini segera sirna," ujar Mulud Sugito.
Jakarta Potongan hangus sampah luar angkasa yang ditemukan di padang rumput oleh seorang peternak domba Australia. Benda tersebut oleh pihak berwenang dikonfirmasi menjadi bagian dari salah satu misi SpaceX Elon Musk. Puing-puing yang tampak halus, diyakini telah jatuh ke Bumi pada 9 Juli, ditemukan minggu lalu di Dalgety - daerah terpencil di dekat Pegunungan Snowy Australia, sekitar lima
A. Prolog Negara kita merupakan Negara maritim, yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga pulau Rote. Dari pulau yang paling besar sampai pulau yang paling kecil, yang mana mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah, begitu pula memiliki sumber daya manusia yang melimpah pula. Akan tetapi banyak problem yang melingkupi dalam dunia pendidikan diantaranya masalah rasio guru dengan peserta didik, implementasi kurikulum, kebijakan pendidikan, hingga masalah pemerataan pendidikan terutama problematika pendidikan didaerah terpencil. Oleh karena itu, pembangunan pendidikan merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan Nasional. Akan tetapi kita ketahui bersama pendidikan yang kita miliki belum dapat merata keseluruh daerah Indonesia, khususnya terpencil yang jauh dari kota. Hal ini sangat memprihatinkan untuk Negara yang besar dan kaya yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang mana sedang menuju kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCILAhmad FatahDosen Institut Agama Islam Negeri IAIN Kudus, IndonesiaA. PrologNegara kita merupakan Negara maritim, yang terdiri dari beribu-ribu pulau. Terbentang dariSabang sampai Merauke, dari Miangas hingga pulau Rote. Dari pulau yang paling besar sampaipulau yang paling kecil, yang mana mempunyai sumber kekayaan alam yang melimpah, begitupula memiliki sumber daya manusia yang melimpah pula. Akan tetapi banyak problem yangmelingkupi dalam dunia pendidikan diantaranya masalah rasio guru dengan peserta didik,implementasi kurikulum, kebijakan pendidikan, hingga masalah pemerataan pendidikan terutamaproblematika pendidikan didaerah terpencil. Oleh karena itu, pembangunan pendidikanmerupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan tetapi kita ketahui bersama pendidikan yang kita miliki belum dapat merata keseluruhdaerah Indonesia, khususnya terpencil yang jauh dari kota. Hal ini sangat memprihatinkan untukNegara yang besar dan kaya yang sedang berkembang seperti Indonesia, yang mana sedangmenuju kesejajaran dengan bangsa-bangsa lain dalam upaya pencapaian Tujuan Mapping Masalah Pendidikan dan Tipologi Daerah Terpencil1. Mapping Masalah Pendidikan Daerah TerpencilPada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahRPJM Nasional tahun 2004-2009 digambarkan bahwa kesenjangan pembangunan antar daerahmasih lebar, seperti a. antara Jawa – Luar Jawa, b. antara Kawasan Barat Indonesia KBI – Kawasan Timur Indonesia KTI, serta c. antara kota – desa. Untuk dua konteks pertama, ketimpangan telah berakibat langsung pada munculnyasemangat kedaerahan yang pada titik yang paling ekstrim, muncul dalam bentuk upaya-upayaseparatis. Sedangkan untuk konteks yang ketiga – kesenjangan antara desa dan kota – disebabkan oleh investasi ekonomi infrastruktur dan kelembagaan yang cenderung terkonsentrasi di daerahperkotaan. Akibatnya, kota mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sedangkan wilayahperdesaan relatif tertinggal 2016. Ketertinggalan tingkat kemajuan wilayah perdesaan juga disebabkan oleh masih rendahnyaproduktivitas dan kualitas petani dan pertanian, terbatasnya akses petani terhadap sumber dayapermodalan, serta rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur pertanian dan kesejahteraan masyarakat di perdesaan, yang mencakup sekitar 60 persen pendudukIndonesia, khususnya petani masih sangat rendah tercermin dari julah pengangguran dan jumlahpenduduk miskin yang lebih besar dibandingkan perkotaan. Percepatan desentralisasi dan otonomi daerah menghadapi kendala antara lain masihterbatasnya ketersediaan sumber daya manusia yang baik dan profesional; masih terbatasnyasumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan daerah itusendiri internal maupun sumber dana dari luar daerah eksternal; belum tersusunnyakelembagaan yang efektif; belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas;kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional. Belumoptimalnya proses desentralisasi dan otonomi daerah antara lain karena belum jelasnyakewenangan antara pemerintah pusat dan daerah yang berakibat pada tumpang tindihnyakebijakan pusat daerah, masih rendahnya kapasitas pemerintah daerah, masih rendahnyakerjasama antar daerah dalam penyediaan pelayanan publik, serta meningkatnya keinginan untukmembentuk daerah otonom baru yang belum sesuai dengan tujuannya. Penyeimbangan pembangunan sudah saatnya mulai dilaksanakan diantaranya memulaipembangunan desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil sesuai kebutuhan kondisi fisiksetempat dan kebutuhan komunitas dalam menunjang kehidupan dan penghidupan sehari harinyaDesa tertinggal, terpencil dan pulau pulau kecil secara rata rata dapat dikategorikan sebagaiwilayah yang pelayanan infrastrukturnya jauh dari standar minimal. Penanganan desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil hendaknya dilakukan bukansekedar pemerataan pembangunan tapi justru menjadi fokus kegiatan pembangunan nasionalyang dampak utamanya adalah menghilangkan ketertinggalan dan meminimalkan kemiskinanmasyarakat melalui layanan kemudahan bagi kawasan tersebut serta komunitas yang tinggaldidalamnya. Pengembangan kawasan dan permukiman merupakan entry point yang konseppenanganannya telah mendekati baku dengan pendekatan pemberdayaan sosial kemasyarakatan,ekonomi dan lingkungan akan menyentuh langsung secara komprehensif baik fisik kawasannyamaupun masyarakat yang tinggal didalamnya. Kegiatan identifikasi desa terpencil, tertinggal dan pulau pulau kecil diharapkan dapat mendatakawasan kawasan tersebut secara rinci yang ditampilkan dalam urutan prioritas yangmengutamakan kawasan yang perlu segera ditangani, melalui pendekatan dan batasan daerahpada hirarki Kabupaten. Sementara itu Program pembangunan Nasional Propenas menjadikan pengembangankawasan tertinggal sebagai prioritas pembangunan dan pada dasarnya kegiatan ini merupakansalah satu bentuk pemerataan pembangunan agar secara keseluruhan Pembangunan Nasionalmaju secara Tipologi Daerah TerpencilDesa Terpencil merupakan Kawasan Perdesaan yang terisolasi dari PusatPertumbuhan/daerah lain akibat tidak memiliki atau kekurangan Sarana InfrastrukurPerhubungan, sehingga menghambat pertumbuhan/ perkembangan kawasan. Atas dasar definisiyang ditetapkan di atas, Kriteria untuk menentukan mengindikasikan Desa Terpencil dalamkegiatan ini yaitu a daerah perdesaan unit administratif desa, b Sarana/ InfrastrukturAksesibilitas Kurang/Tidak Ada, c Secara Geografis Jauh dari Pusat Pertumbuhan, d AdaIsolasi Geografis yang memisahkan dari daerah lain. Pengelompokan Tipologi untuk DesaTerpencil didasarkan pada kriteria penilaian desa terpencil yang telah dijelaskan terdahulu. Berdasarkan simulasi terhadap penilaian kriteria-kriteria tersebut, maka dapat dirumuskanpengelompokan tipologi untuk Desa Terpencil adalah sebagai berikut 1. Type A Terpencil karena Ketiadaan Sarana Aksesibilitas • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab Tidak Tersedianya Sarana Aksesibilitasyang menghubungkan Kawasan tersebut dengan Pusat Pertumbuhan 2. Type B Terpencil karena Jarak • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab secara geografis jaraknya jauh dari PusatPertumbuhan 3. Type C Terpencil karena Isolasi Geografis • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab keberadaan Isolasi Geografis yangmemisahkan kawasan tersebut dengan Pusat Pertumbuhan 4. Type D Terpencil karena Alasan Khusus • Kawasan perdesaan yang terisolasi oleh sebab khusus, misalnya Pengaruh Adat IstiadatMemencilkan Diri 2016.Berdasarkan tipologi tersebut, bahwa daerah terpencil memiliki karakteristik pendekatan dan solusi yang digunakan untuk memecahkan problematikanya harusdisesuaikan dengan problem nyata di daerah tersebut berdasarkan Faktor-faktor Penyebab Tertinggalnya Pendidikan di daerah TerpencilTerdapat banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya pelayanan pendidikan di daerahterpencil. Namun menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2Kmelihat ada tiga permasalahan utama yang saling terkait dan perlu diatasi untuk meningkatkanpelayanan pendidikan di daerah terpencil, yaituPertama, Frekuensi kedatangan Pengawas dari Dinas Pendidikan terkendala tantangan geografis,dan berbanding lurus dengan persentase ketidakhadiran Presiden dalam sebuah inspeksi mendadak ke sebuah sekolah di daerah terpencil menemuibahwa dari 11 guru yang terdaftar, hanya 2 guru yang ada. “Yang lainnya tidak tahu kemanaperginya. Datang lagi ketika mengambil gaji.” Karenanya, perlu dilakukan pengawasan terhadapguru. Survai yang dilakukan oleh UNICEF pada tahun 2012 di Papua dan Papua Baratmengaitkan tingkat kemangkiran guru dengan frekuensi kedatangan pengawas ke sekolahUNICEF, 2012. Tingkat kemangkiran guru di sekolah-sekolah yang tidak pernah didatangi olehpengawas mencapai 52%. Sedangkan di sekolah-sekolah yang didatangi pengawas pada bulansurvai dilakukan tingkat kemangkiran guru hanya mencapai 18%.Kedua, Kurangnya informasi dan transparansi tentang kriteria, mekanisme, dan pembayarantunjangan untuk guru yang bekerja di daerah literatur, telaah data, dan temuan lapangan yang dilakukan TNP2K menunjukkan beberapapermasalahan terkait tunjangan khusus, dari penetapan target penerima, transparansi kriteriapenerima, dan ketepatan waktu, jumlah, dan regularitas pembayarannya. Survai yang dilakukanSMERU pada tahun 2010 menunjukan bahwa 42% guru yang memenuhi kriteria tidakmengetahui adanya Tunjangan Khusus dan hanya 26% yang mengetahui dan dapat menyebutkanjumlahnya secara tepat. Ketiga, Tidak adanya mekanisme penghargaan dan sanksi yang terkait langsung dengankeberadaan atau kualitas layanan penghargaan dan sanksi untuk guru sebenarnya telah diatur dalam Undang-UndangNomor 14/ 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor 74/ 2008 tentangGuru. Namun pada kenyataannya sanksi hampir tidak pernah diterapkan. Dalam sebuahkunjungan mendadak yang dilakukan oleh tim TNP2K ke sebuah sekolah dasar di Papua, dari 12guru PNS yang mengajar di sekolah tersebut, hanya 3 orang guru yang ada pada saat sarana dan prasarana fisik maupun sosial yang terbatas. Hal ini menjadikan kendalayang sangat pokok dan perlu segera mendapatkan respon yang cepat dan akurat 2016.Secara lebih luas, permasalahan pendidikan di Indonesia ada banyak hal yaitu a Rendahnyasarana fisik, b Rendahnya kualitas guru, c Rendahnya kesejahteraan guru, d Rendahnyaprestasi siswa, e Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, f Rendahnya relevansipendidikan dengan kebutuhan, g Mahalnya biaya pendidikan http 2016.Uraian tersebut menunjukkan bahwa permasalahan pendidikan secara umum, maupun didaerah terpencil memang sangat kompleks. Hal ini perlu penyelesaian secara komprehensifmenyeluruh, menggunakan mapping pemetaan yang jelas serta standar prioritas. Disisi lainperlu komitmen yang kuat dari semua pihak untuk menyikapi dan meyelsaikan hal Upaya Untuk Menangani Daerah TerpencilProgram Peningkatan Pendidikan Masyarakat Program pembangunan peningkatan kualitasSumber Daya Manusia SDM di masyarakat dilakukan melalui peningkatan kualitas danpemerataan pendidikan, baik yang dilakukan melalui peningkatan kualitas dan pemerataanpendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Dengandemikian, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung berbagai bidangpembangunan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendukung berbagaibidang pembangunan. Kegiatan prioritas pendidikan adalah Pertama, Penyediaan dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pendidikan yaitu pendirianSD kecil dan fasilitas sarana dan filial di daerah-daerah terpencil yang secara geografis sulitdijangkau, perbaikan bangunan sekolah, pengadaan buku pelajaran dan alat peraga. Kedua, peningkatan kualitas dan kualifikasi guru. Ketiga, penuntasan Wajib Belajar 9 tahun baik melaluipendidikan formal dan pendidikan luar sekolah. Keempat, Mempercepat pemberantasan butaaksara dengan menyelenggarakan pendidikan keaksaraan fungsional; edukatif tersebut idealnya juga didukung dengan pembangunan danpenyediaan sarana dan prasarana yang baik. Hal ini bertujuan agar ada upaya yang menyeluruhdan dari berbagai aspek mengenai pembangunan daerah terpencil. Adapun upaya penyediaansarana dan prasarana meliputi Pertama, program penyediaan prasarana dasar wilayah; yaitu pemerataan ketersediaan listrik,pemerataan ketersediaan air, pemerataan ketersediaan telepon. Kedua, program penyediaan sarana wilayah yaitu a penyediaan sarana ekonomi yang meliputipasar, pertokoan, perkantoran, pedagang kaki lima; b penyediaan sarana industri yang meliputirumah tangga, industri menengah, industri besar; c penyediaan sarana kesehatan yang meliputiRumah Sakit, puskesmas, puskesmas Pembantu, d penyediaan sarana pendidikan yang meliputiSekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas; e penyediaan saranatransportasi yang meliputi terminal, bandara, pelabuhan dan stasiun Singkat kata, upaya-upaya tersebut perlu dilengkapi dengan penyediaan aspek-aspek primerdalam kehidupan dan aspek-aspek sekunder. Dan yang lebih penting adalah adanya upayaperencanaan dengan dua pendekatan yaitu a Pendekatan perencanaan Top-down merupakanarah perencanaan yang bergerak dari atas bergerak ke bawah. Pendekatan dari atas harusdilakukan terutama pada kegiatan review dan acuan kebijakan yang telah ditetapkan terkaitdengan Identifikasi Lokasi Desa Terpencil, Desa Tertinggal dan Pulau-Pulau Kecil. bPendekatan perencanaan Bottom-Up adalah konsep perencanaan dengan aspirasi yang munculdari bawah. Pendekatan dari bawah harus dilakukan terutama pada kegiatan identifikasikarakteristik permasalahan dan potensi tiap lokasi. Dengan demikian, maka gambarankarakteristik yang diperoleh merupakan hasil yang valid, akurat, dan sesuai dengan aspirasimasyarakat. E. Epilog Pendidikan merupakan modal pokok dalam kehidupan. Oleh karena itu pembangunan danpemerataan pendidikan perlu di laksanakan secara sinergis dan berkualitas. Hal ini perludidukung dengan komitmen yang kuat untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusiayang bermutu dan kompetitif. Oleh karena itu, potensi wilyah alam dan potensi sumber dayamanusia perlu dikelola dengan baik, jelas dan terarah. Karena hal ini akan menjadi investasijangka panjang long term investment pembangunan manusia dan peradaban bangsa yang PUSTAKA diakses 16 Mei 2016 diakses tanggal 19 Mei 2016 diakses 16Mei 2016 Simon Sili SabonAbstrak [P1] Tujuan kajian ini adalah mencari solusi yang dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan pemberdayaan MGMP sehingga mampu meningkatkan kualitas guru khususnya di daerah terpencil kepulauan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka kajian akan melakukan i mengetahui profil dan keaktifan MGMP khususnya penyusun soal USBN, ii mengetahui perencanaan kegiatan oleh MGMP; iii mengetahui realisasi perencanaan kegiatan oleh MGMP, iv mengetahui hasil pelaksanaan kegiatan MGMP, v mengetahui diseminasi hasil kegiatan, vi mengetahui transfer/pembelajaran hasil kegiatan kepada peserta didik, dan vii mengidentifikasi praktik baik penyelenggaraan MGMP yang dapat dicontoh di daerah lain. Pendekatan kajian ini adalah evaluasi. Kajian ini mengevaluasi pelaksanaan salah satu kegiatan MGMP yaitu penyusunan soal USBN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan di Kabupaten Flotim melalui Diskusi Kelompok Terpumpun DKT dan pengisian kuesioner oleh 10 orang ketua MGMP Mapel K-13. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Kajian menyimpulkan bahwa i umumnya MGMP penyusun soal USBN memenuhi persyaratan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan block grant karena semua MGMP memiliki susunan organisasasi sesuai ketentuan yaitu minimal terdiri atas ketua, sekretaris dan bendahara; namun sebagian besar tidak memenuhi persyaratan lainnya yaitu mengadakan 12 kali kegiatan dalam tahun sebelumnya, ii sejumlah besar MGMP tidak membuat perencanaan kegiatan, iii tidak semua MGMP yang membuat perencanaan kegiatan merealisasikan perencanaannya, iv hasil kegiatan adalah sekumpulan soal-soal aras tinggi, hanya saja guru-guru tidak yakin bahwa soal-soal yang disusunnya tersebut merupakan soal aras tinggi karena tidak ada langkah validasi dan verifikasi oleh tim ahli, v diseminasi hasil kegiatan merupakan langkah yang sangat penting namun tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwal, vi pembelajaran/transfer hasil kegiatan kepada peserta didik juga tidak maksimal dilakukan karena tidak dijadwalkan dalam perencanaan kegiatan, dan vii ada praktek baik penyelenggaraan MGMP di Flotim yang dapat dicontoh yaitu cara membiayai kegiatan MGMP dan strategi pembentukan MGMP untuk menekan biaya transportasi dan untuk penghematan waktu. [P1]Mhn hinder singkatan dalam abstrakResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.
Indonesiayang sudah merdeka 74 tahun, namun potret pendidikan masih memprihatinkan. Banyak anak-anak di daerah terpencil yang belum bisa menikmati moredenisasi saat ini. Seperti jaringan internet, alat komunikasi seperti telepon genggam (gadget), maupun televisi.
Pendidikan di daerah terpencil dihadapkan dengan berbagai masalah yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat terpencil di kampong Manceri, Cigudeg Bogor memandang pentingnya pendidikan dan untuk mengetahui factor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di terpencil di Kampung Manceri, Cigudeg Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling, dengan pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara serta dokumentasi. Selanjutnya analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1 Pendangan masyarakat di Kampung Manceri Cigudeg Bogor terkait pentingnya pendidikan masih sangat rendah, hal ini dibuktikan masih terdapat anak putus sekolah. 2 Yang menjadi penyebab rendahnya tingkat pendidikan di Kampung Mancari, Cigudeg Bogor adalah rendahnya kesadaran dan pemahaman terkait pentingnya pendidikan, karena factor ekonomi, lingkungan dan jarak menuju kesekolah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Citizenship Virtues, 2022, 21, 291-300 ISSN 2775-9946 Potret Pendidikan di Daerah Terpencil Kampung Manceri Cigudeg Kabupaten Bogor Mohamad Abduh.* Andika Angga Basiru1, Melly Wulandari Narayana1, Nurlaila Safitri1, Rohman Fauzi1. 1Program, Magister PPKn STKIP Arrahmaniyah Depok, Indonesia Abstrak— Pendidikan di daerah terpencil dihadapkan dengan berbagai masalah yang kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana masyarakat terpencil di kampong Manceri, Cigudeg Bogor memandang pentingnya pendidikan dan untuk mengetahui factor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pendidikan di terpencil di Kampung Manceri, Cigudeg Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive sampling, dengan pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara serta dokumentasi. Selanjutnya analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1 Pendangan masyarakat di Kampung Manceri Cigudeg Bogor terkait pentingnya pendidikan masih sangat rendah, hal ini dibuktikan masih terdapat anak putus sekolah. 2 Yang menjadi penyebab rendahnya tingkat pendidikan di Kampung Mancari, Cigudeg Bogor adalah rendahnya kesadaran dan pemahaman terkait pentingnya pendidikan, karena factor ekonomi, lingkungan dan jarak menuju kesekolah. Kata kunci Daerah Terpencil, Potret Pendidikan, Kabupaten Bogor. Histori Dikirim 23 Januari 2022 Direvisi 26 Februari 2022 Diterima 26 Februari 2022 Online 28 Februari 2022 ©2022 JCV Authors agree that this article remains permanently open access under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike International License Identitas Artikel Abduh, M, Basiru, A. A, Narayana, M. W, Safitri N, Fauzi, R. 2022. Potret Pendidikan di Daerah Terpencil Kampung Manceri Cigudeg Kabupaten Bogor. Jurnal Citizenship Virtues, 21, 291-300. PENDAHULUAN Pendidikan di wilayahterpencil dikenal akan keunikannya dengan aneka permasalahan yang kompleks. Sebagaimana halnya di Kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor, sebuah kampung yang mengalami keterbatasan guru dan tenaga administrasi, rendahnya kesejahteraan guru, minimnya prasarana dan sarana sekolah, tidak meratanya pendidikan dan budaya pendidikan yang sangat rendah Yosada; 2017. Kenyataan ini yang menggambarkan berbagai kendala dalam pengembangan pendidikan disebabkan oleh 1 sarana dan pra sarana pendidikan yang belum mencukupi 2 kondisi geografis yang terlampau jauh menuju sekolah 3 sedikitnya jumlah tenaga pengajar dengan kualitas rendah *Corresponding author. E-mailmohamadabduh73 Abduh, Basiru, Narayana, Safitri & Fauzi 292 Ginting2916.Berdasarkan temuan penelitian tersebut, diperoleh data bahwa pendidikanbelum merata. Kesenjangan kualitas pendidikan antara di kota dengan di daeah terpencil masih tinggi. Masih banyak sekolah-sekolah didaerah terpencil yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Bangunan sekolah yang megah diperkotaan dengan fasilitas prasarana dan sarana sekolah yangbegitu lengkap menjadi hal wajib. Akan tetapi, hal tersebut menjadi langka biladibandingkan dengankondisi sekolah di daerah terpencil. Alba 2011 menjelaskan pendidikan merupakan penentu arah kemana bangsa ini akan dibawa. Jika arah pendidiiannya benar dan prosesnya lurus serta ilmiah maka bangsa itupun dapat dipastikan akan maju, arif, adil, sejahtera dan beradab. Usman 2014 terdapat dua factor yang bisa dijelaskankenapa usaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan belumsesuai harapan. 1 lebih mengutamakan input oriented dalam pelaksanaan pembangunan pendidikan . 2, dalam melakukan pengelolaan dibidang pendidikan mengutamakan macro-oriented, yang dominan diatur oleh birokrasi di pusat. Dampaknya banyak factor yang diproyeksikan pada tingkat makro pusat namun tidak terealisirsesuai harapan pada tingkat mikro sekolah. Saripudin 2010 mengatakan, proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Demikian juga Nasution 2015 mengatakan, bahwa suatu lingkungan masyarakat meyakini bahwakehidupannya mendatang ditentukan oleh pendidikan. Aneka permasalahan menjadi penghambat dalam pelaksanaan pendidikan di wilayah terpencil. Minimnya prasarana dan sarana sekolah, antara lain gedungseisinya, alat sekolah sebagai pendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar, institusi tempat berlangsungnya kegiatan belajar, dan kualitas tenaga pendidik. Selain hal tersebut masih ada masalah lain misalnya; distribusi tidak seimbang, insentif rendah, kualifikasi di bawah standar, guru yang kurang kompeten, dan ketidak sesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang ditempuh, penerapan kurikulum disekolah yang belum sesuai dengan mekanisme dan proses sesuai lain yaitu angka putus sekolah masih relative tinggi. Pola pembelajaran yang masih konvensional, disebabkan guruhanya mengajar melalui ceramah tanpa ada inovasi ataupun modifikasi system pembelajaran. Hal ini disebabkan tidak ada fasilitas yang memadai untuk menunjang kemajuan proses pembelajaran yang dilakukan, juga guru yang mengajar dengan ilmu yang seadanya. Dalam pendidikan di daerah terpencil memiliki dampak positif dan dampak negatif yaitu kesadaran akan pentingnya pendidikan itu masih kurang, serta ketidak mampuan ekonomi keluarga, akibat pendidikan yang dirasakan sangat mahal. Disamping itu faktor lain yang menyebabkan anak-anak tidak menempuh pendidikan adalah faktor lingkungan dan jarak antara rumah ke sekolah. Dunia pendidikan sangat merasakan dampak positif dari perkembangan teknologi itu. Dari bantuan teknologi,peristiwa pembalajan dapat berlangsung antar sekolah dalam sekejap,seseorang dapat mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Perubahan sosial, Ekonomi dan teknologi itu membawa konsekuensi terhadap dunia pendidikan dalam mempersiapkan SDMyang berkualitas untuk menghadapi perubahan-perubahan yang menyebabkan kesenjangan itu antara lain adalah rendahnya mutu anak saat masuk sekolah dan sedikitnya jam belajar para murid. Potret Pendidikan di Daerah Terpencil … 293 Pentingnya Pendidikan Di Daerah-Daerah Terpencil yaitu Pendidikan merupakan satu hal yang sangat penting bagi anak bangsa. Namun pendidikan di Indonesia ternyata belum membuat semua lapisan masyarakat Indonesia khususnya daerah perbatasan dan pedalam atau daerah terpencil belum menikmati pendidikan dengan selayaknya. Hal ini membuat perekonomian masyarakat pedalaman atau terpencil tidak meningkat. Pemerintah pusat dan daerah harus mengambil langkah agar pembangunan dibidang pendidikan merata sampai di daerah pedalaman agar dapat meningkatkan SDM yang berkualitas di seluruh wilayah Indonesia. Pendidikan di daerah terpencil Kampung Manceri Cigudeg Bogor sangat berkaitan karena kampung tersebut memiliki pendidikan daerah terpencil. Di mana Kampung Manceri Cigudeg keberadaanya terpisah dari kampong lainnya, Kampung Manceri terletak jauh di balik bukit yang sangat susah di tempuh oleh kendaraan seperti sepeda motor terlebih mobil. Jalan penghubung ke kampong Manceri tidak rata sempit, terjal dan di sisi kiri dan kanan adalah tebing dan jurang yang dalam. Di kampung Manceri belum semuah memakai listrik, alat penerang ditiap rumah masih ada menggunakan lampu pijar. Berdasarkan pemetaan Kemendikbuddiperoleh data bahwa 75% sekolah di Indonesia tidak terpenuhi standar layak minimal pendidikan, hal ini dilakukan pemetaan terhadap sekolah di Indonesia. Disamping itu dari hasil uji kompetensi terhadap guru diperoleh data bahwa skor yang diperoleh rata-rata hanya mencapai 44,5 sementara kriteria standar minimal yang ditetapkan adalah 70.Baswedan;2014 Pendidikan masyarakat terpencil di Kampung Manceri Cigudeg Bogor banyak yang tidak menempuh pendidikan, selanjutnya ada lagi yang menempuh pendidikan tetapi hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar SD kemudian tidak melanjutkan lagi ke tingkat atas. Berdasarkan data di atas, masyarakat terpencil di Kampung Manceri yang usia wajib sekolah tetapi tidak bersekolah, disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti kesadaran dari warga masyarakat akan pentingnya pendidikan sangat rendah, orang tua dominan mengarahkan anaknya bekerja untuk mendapatkan uang, ini berakibat rendahnya motivasi anak dalam melanjutkan lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan. Apabila anak-anak berada dilingkungan yang terdapat banyak anak-anak putus sekolah maka anak tersebut akan terpengaruh oleh perbuatan maupun tindakan anak yang putus sekolah. Terpencil atau tertinggal adalah letak sekolah yang sulit dijangkau. Alasan berikutnya adalah kurangnya fasilitas dan hiburan. Hal lain yang juga butuh perhatian adalah terkait kualitas Cambell dan Yates 2011 didapati bahwa para guru cenderung memilih tempat untuk mengajar dan paling banyak pilihannya mengajar diperkotaan. Pada umumnya guru di wilayah terpencil adalah guru yang tidak sesuai dengan bidang keahliannya, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan maksimum. Misran Syaifullah 2014 dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa Banyak anak-anak petani yang tidak meneruskan pendidikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Kebanyakan dari mereka hanya menempuh pendidikan setingkat SD-SLTP, hal ini disebabkan oleh berbagai alasan seperti pendidikan yang diperoleh selama SD sudah cukup dan kendala pendidikan seperti masalah ekonomi, minat anak yang kurang,perhatian orang tua yang rendah, serta budaya. Abduh, Basiru, Narayana, Safitri & Fauzi 294 Keluarga petani banyak yang mempunyawawasankalau pendidikan itukurang penting, yang mengakibatkan anak-anak mereka banyak yang berhenti sekolah. Keadaan lingkungan dan kondisi masyarakat di daerah terpencil, khususnya di Kampung Manceri, Cigudeg Bogor merupakan salah satu penghambat berlangsungnya proses pendidikan. Di daerah tersebut belum banyak adanya pembangunan seperti di daerah perkotaan, yaitu pembangunan jalan perbaikan jalan, sehingga alat transportasi sulit menjangkaunya. Belum lagi kondisi jalan yang berkelok-kelok dan tanjakan yang memperburuk kondisi untuk mejangkau Sekolah tersebut. Berbagai dampak dari masalah muncul seiring dengan memanasnya masalah pendidikan yang dialami oleh daerah terpencil. Akibat dari permasalahan diatas, maka meningkatnya kualitas pendidikan di wilayah pedalaman menjadi 2021 dalam analisis nya menyampaikan bahwa perlu memahami falsafah hidup sebagai landasan kearifan local masyarakat, dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna memperoleh informasi yang aktual tentang potret pendidikan di daerah terpencil. METODE PENELITIAN Penelitian tentang potret pendidikan di daerah terpencil ini merupakan penelitian deskriktif dengan pendekatan kualitatif, di mana peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengetahui potret pendidikan di Kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor. Pudjiastuti 2019 menjelaskan bahwa metode deskriptif kualitatif memberikan gambaran secara sistematis, akurat dan menyeluruh mengenai fakta, terhadap potret pendidikan di daerah terpencil, seperti di Kampung Manceri Cigudeg Bogor ini.. Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan terdiri atas data primer, yaitu berupa kata-kata dan tindakan/perilaku orangorang yang diamati dari hasil wawancara serta observasi, sedangkan data-data sekunder didapatkan berupa dokumen tertulis, gambar dan foto-foto. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 sampai 28 Maret 2021. Analisa ini dilakukan dengan cara menyusun, mereduksi data, menyajian dan memberikan verifikasi untuk penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik keabsahan data melalui teknik triangulasi sumber, dan triangulasi adanya informan triangulasi tidak berarti mendapatkan kebenaran mengenai fenomena-fenomena, namun terkait denganmeningkatnya pemahaman yang dimiliki peneliti tentang sesuatu yang sudah didapatkan dalam penelitian SR Pudjiastuti & Rumiati, 2019. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari hasil observasi dan wawancara mengenai potret pendidikan di daerah terpencil kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor, dan factor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pendidikan masyarakat terpencil di daerah tersebut antara lain terdapat empat faktor 1 kesadaran akan pentingnya pendidikan, 2 ekonomi, 3 lingkungan dan 4 faktor jarak antara rumah dan sekolah, empat factor ini adalah penyebab utama Potret Pendidikan di Daerah Terpencil … 295 sehingga masyarakat di kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor banyak yang tidak menempuh pendidikan serta putus sekolah. 1. Pandangan Masyarakat kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor, terkait Pentingnya Pendidikan Pandangan ataupun respon masyarakat terpencil di kampung Manceri, Cigudeg Bogor terhadap pentingnyapendidikan masih rendah, hal ini tampak dari kepedulian masyarakat untukmenyekolahkan anaknya belum menjadi suatu prioritas utama. Carapandang inilah yang kemudian dapat berpengaruh terhadap perilaku masyarakat kampung Manceri dalam membuat keputusan terkait dengan penting atau tidak pentingnya pendidikan. Pandangan terhadap arti pentingnya pendidikan dari setiap orang berbeda-beda, hal ini tampak dengan bagaimana para orang tua menyikapi seberapa besarnya pengaruh pendidikan dalam kehidupan mereka. Sebagian besar masyarakat kampung Manceri belum memiliki kesadaran akan arti penting pendidikan bagi masa depan mereka, pandangan masyarakat terhadap arti penting pendidikan masih rendah, hal ini bisa di lihat dari tingkat kepedulian masyarakat kampung Manceri pada pendidikan masih rendah. Kondisi ini sungguh memprihatinkan. Di kampung Manceri, masih banyak masyarakat yang belum memperoleh pendidikan dan sebagian sudah memperoleh pendidikan dasar SD, akan tetapi mereka kesulitan melanjutkan studi mereka. Orang tua mereka hanya berfikir bahwa anak-anak cukup bisa menulis dan membaca serta bisa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah dan kebun, hal ini sudah lebih dari cukup. Hambatan lain yang di hadapi masyarakat kampung Manceri ialah tidak adanya sarana dan fasilitas yang memadai serta tidak adanya dana yang cukup untuk melanjutkan sekolah, sebagaimana yang diungkapkan Yosada 2017 dan Ginting 2016 dalam hasil penelitiannya. Pada umumnya, di wilayah pedalamanhanya ada Sekolah Dasar ataui MI dan beberapa sudah terdapat sekolah menengah pertama atau MTs. Sedangkan, sekolah lanjutan tingkat atas setara SMA biasanya ada di kabupaten. Faktor ini juga yang menyebabkan masyarakat daerah terpencil enggan untuk sekolah. Pada hal pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kompetensi, membentuk karakterdan peradaban suatu bangsa yang memiliki martabat untuk mencapai tujuan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, yang menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah, sebagaimana diungkapkan Bapak pendidikan kita Ki Hajar Dewantara dengan Tri Pusat Pendidikannya. Kenyataan ini tercerimin dalam hasil wawancara dengan Bpk Uju tokoh masyarakat berikut ini ‟Tingkat pendidikan masyarakat kampung Manceri 50% SD/MI dan SMP 40%, untuk SMA hanya 8 % sedangkan yang kuliah hanya 2 %.‟Wawancara dengan Bpk. Uju 28 Maret 2021 Penjelasan ini senada dengan yang dinyatakan oleh pengurus Yayasan yang sekaligus selaku sekretaris Desa Kampung Manceri yang menjelaskan bahwa tingkat pendidikan terakhir masyarakat kampong Manceri dominan adalah SLTP/MTs, sekalipun sudah ada juga yang melanjutkan sampai tingkat SLTA, hasil wawancara sebagai berikut Abduh, Basiru, Narayana, Safitri & Fauzi 296 „‟Tingkat pendidikan formal yang ditempuh masyarakat di kampong Manceri rata-rata SLTP/MTs, tapi sebagian juga ada yang melanjutkan ke SLTA.‟‟Wawancara dengan Wesa 28 Maret 2021. Sedangkan dari warga orang tua ada yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat di kampung Manceri sampai tingkat SLTA. Hasil wawancara sebagai berikut „‟ Pendidikan anak-anak di kampung Manceri ada sedikit yang sampai tingkat SMA,‟ dan tidak ada yang kuliah. Wawancara dengan Bpk. Mahmud 28 Maret 2021 Hal ini juga dinyatakan oleh warga bahwa pendidikan terakhir ada yang mencapai tingkat SLTA, hasil wawancara sebagai berikut „‟dibandingkan dengan yang sekolah masih lebih banyak yang tidak sekolah, sekalipun ada juga yang lulus SMA/MA,‟Wawancara dengan Bpk Saepul Upad 28 Maret 2021 Dari paparan data dan hasil wawancara dengan beberapa penduduk bahwa rata-rata mayoritas tingkat pendidikan terakhir penduduk kampung Manceri adalah tingkat SLTP/MTs, namun juga ada yang sampai tingkat SLT/MA tapi tidak banyak. Gambar 1 Kegiatan menanamkan kesadaran pada orang tua akan pentingnya pendidikan Oleh sebab itu dari hasil paparan data di atas diperlukannya solusi dalam meningkatkan motivasi orang tua untuk menyekolahkan putra/putrinya sampai ke pendidikan tingkat atas, disadari begitu besar perananpendidikan untukumat manusia untuk mengarahkan kehidupannya pada kesejahteraan untuk selayaknya semua manusia mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan, baik dalam pendidikan keluarga maupun pendidikan yang diperoleh secara formal, yang mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan, pada proses pendidikan tidak membedakanberlatar belakang apa asal usul para siswa, apakah keluarga petani, pegawai, semua memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bagi dirinya selain pendidikan juga merupan perintah Allah untuk menuntun hidup manusia supaya hidupnya akan lebih membaik, lebih bahagia dan sejahtera. Untuk itu perlu adanya kesadaran dari orang tua Potret Pendidikan di Daerah Terpencil … 297 dan upaya dari pemerintah untuk mendukung berlangsungnya pendidikan. Seperti yang dinyatakan oleh bapak Soma Wijaya sebagai Kepala Desa Kampung Manceri dalam wawancaranya sebagai berikut ‟ Adanya kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anakanaknya dan kesadaran dari masyarakat juga ikut mendukung upaya pemerintah dalam mensukseskan wajib belajar 9 tahun.‟Wawancara 27 Maret 2021 Jadi dari rendahnya tingkat pendidikan yang ada di kampung Manceri ini maka juga diperlukannya solusi bagaimana untuk meningkatkan motivasi dan membangun kesadaran orang tua untuk mengerti tentang arti pentingnya sebuah pendidikan. Untuk itu, mereka lebih memilih untuk bekerja di ladang, berkebun, beternak,buruh yang langsung dapat menghasilkan uang. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Pendidikan di kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor Berikut adalahfactor-faktor yang berpengaruh terhadaprendahnya pendidikan di kampung Manceri, adapun faktor-faktor tersebut yaitu a Faktor kesadaran akan pentingnya pendidikan. Kesadaran akan pentingnya pendidikan yang sangat rendah berakibat banyak anak yang tidak sempat mengenyam pendidikan, cara berfikir masyarakat terpencil di kampong Manceri yang lebih mengutamakan bekerja demi menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak terlalu memperhatikan pendidikan anak. Disamping itu, didukung oleh anak-anak di kampung Manceri juga apatis terhadap pendidikan. Tidak ada motivasi dari keluarga untuk memberikan pemahaman terkait pentingnya pendidikan terhadap anak. Sebagaimana diungkapkan oleh Handre, Sullivan dan Crowson 2009 bahwa para siswa tidak mengetahui mengapa mereka harus ke ini berdampak, pendidikan tidak dipandang penting oleh petikan wawancara dengan Fatimah. ‟uda bosen sekolah kak,tugasnya banyak sih pusing gak kuat,lagian aku suka main-main sama teman kalau masih sekolah gak ada waktu buat main ngerjain tugas terus, orang tua sih pengennya saya tetap sekolah ya gimana kak udah males selalu dipaksa malah jadi stress, akhirnya orang tua ngalah aja.‟Wawancara dengan Fatimah 28 Maret 2021 Abduh, Basiru, Narayana, Safitri & Fauzi 298 Gambar 2 Mahasiswa Magister PPKn memotivasi siswa untuk pentingnya sekolah Kesadaran akan pendidikan, perlu ditumbuhkan dalam diri anak, bahwa pendidikan sangat penting bagi manusia karena berkaitan langsung dengan berbagai kebutuhan pokok manusia akan sulit berkembang tanpa pendidikan, pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki, karena memiliki pendidikan maka individu akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang. b Faktor ekonomi Faktor ekonomi juga menjadi penyebab anak putus sekolah. Mata pencaharian masyarakat di kampung Manceri dominan menjadi petani, di mana pada umumnya sebagai petani ladang. Hasil panen berupa padi, dan sayur-sayuran. Pendapatan masyarakat petani setiap panen bergantung pada lahan yang diolah. Penghasilan yang didapat terkadang tidak sesuai dengan yang keluarkan saatpengolahan maupun perawatan, pemupukan sampai panen. Dengan pendapatan yang demikian tentunya sangat mempengaruhi kehidupan keluarga apalagi bagi yang mempunyai anggota keluarga banyak, maka otomatis kebutuhan ekonomi keluarga menjadi besar juga. Penghasilan yang didapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga yang semakin meningkat sehingga sangat sulit bagi mereka untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Pada kondisi tersebut orang tua mesti memilih jalan untuk memberhentikan anaknya sekolah dan meminta mereka agar menolong orang tua mengatasi agar dapat terpenuhi kebutuhansehari-hari. Berikut petikan wawancara dengan Halimah. ‟Gi mana yah kak saya itu sudah malas dengan dunia sekolah, dulu saya pernah mau sekolah tapi saya pikir-pikir lagi kayaknya saya lebih baik membantu orang tua dirumah.‟‟Wawancara dengan Halimah 28 Maret 2021. Petikan wawancara di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dari mereka lebih memilih di rumah untuk membantu orang tua mereka. c Faktor lingkungan Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi anak putus sekolah di kampung Manceri. Kondisi lingkungan yang parah disebabkan banyaknya anak putus sekolah dengan usia mereka rata-rata hampir sama sehingga sangat mudah saling mempengaruhi perkembangan anak, karena mereka disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Lingkungan pergaulan yang juga mempengaruhi anak untuk tidak melanjutkan sekolah salah satunya adalah anak yang sering bergaul dengan anak-anak yang tidak sekolah yang pikirannya bagaimana cara mendapatkan uang, hal ini akan mempengaruhi perilaku anak untuk ikut dalam dunia kerja, berikut petikan wawancara dengan Salimah Potret Pendidikan di Daerah Terpencil … 299 ‟Tadinya mau berhenti sekolah mikir-mikir juga tapi saya liat teman-teman banyak juga yang tidak sekolah.‟‟Wawancara dengan Salimah 28 Maret 2021 Petikan wawancara diatas menunjukkan bahwa pemahaman tentang konsep pendidikan dalam diri anak sangat di pengaruhi oleh lingkungan dengan segala kebiasaan yang ada didalamnya. Tak dapat dipungkiri faktor lingkungan dan pergaulan khususnya dengan teman sebaya sangat berpengaruh pada perkembangan kerakter anak. d Faktor jarak antara rumah dan sekolah Faktor lain yang mempengaruhi anak putus sekolah di kampung Manceri adalah jarak antara rumah dan sekolah. Gambar kondisi sekolah di Kampung Manceri MI Uswatun Hasanah Sarana pendidikan dikampung Manceri masih sangat terbatas yaitu hanya ada satu Sekolah Dasar SD dan satu MI di wilayahKelurahan, dan satu buah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP,dan sekolah lanjutan Tingkat Atas SLTA yang berada di Ibu Kota Kecamatan Cigudeg yang jauh dari rumah-rumah masyarakat. Petikan wawancara dengan ibu Marlinah mengatakan hal ini merupakan penyebabanak menjadi malas/tidak mau untuk melanjutkan ke SMP. ‟ Keadaan jalan atau akses jalan yang menghubungkan kampung Manceri belum bagus, transportasi yang tidak ada dan jika musim hujan jalan menjadi berlumpur dan licin.‟Wawancara dengan ibu Marlinah 28 Maret 2021 KESIMPULAN Penelitian ini menyimpulkan bahwa wawasan warga pedalamandi Kampung Manceri, Cigudeg Kabupaten Bogor tentang pendidikan tidak seutuhnya baik, hal ini tampak dari tingkat kepedulian mereka pada pendidikan bagiputra-putrinya masih rendah. Masih banyaknya anakusia sekolah yang tidak melanjutkan studinya. Pemikiran orang tua yangberanggapan bahwa pendidikan tidak menjadi prioritas, orang tua lebih mengutamakan putra/putrinyamencari uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tingkat pendidikan masyarakat pedalaman yang rendah disebabkan oleh rendahnya kesadaran orang tua terkait pentingnya pendidikan bagi anak, serta rendahnya kemampuan ekonomi keluarga, hal ini Abduh, Basiru, Narayana, Safitri & Fauzi 300 berakibat pada pendidikan itu dirasakan begitu mahal. Selain itu, faktor lain yang menjadi sebab anak-anak tidak dapat melanjutkan pendidikan adalah karena faktor lingkungan, dan juga jarak antara rumah menuju sekolah. REFERENSI Alba, Cecep 2011, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi. Jurnal Sosioteknologi Edisi 24. Baswedan, R 2014, Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia, Kementrian Pendidikan. Dalam Darurat Pendidikan. Makalah di sampaikan pada pertemuan antara Kementrian dan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia di Jakarta, Desember Campbell, AM & Yates, GC 2011 Ingin Menjadi Guru Negara ?Tidak, saya terlalu metro sentris. Jurnal Penelitian Pendidikan Pedesaan, 26. Ginting, M. 2016, Kendala Pembangunan Provinsi Daerah Kepulauan Studi Kasus Propinsi Kepulauan Riau. Jurnal Politik Dinamika Masalah Politik dalam Negeri dan Hubungan Internasional, 41. Handre, PS, Sulivan,D& Crowson,H. 2009, Karakteristik dan Motivasi Siswa di SMA Pedesaan. Jurnal Peneliti Pendidikan Pedesaan, 24 166, 1-19. Nasution,2015 Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara. Pudjiastuti, Sri Rahayu, 2019, Penelitian Pendidikan, Yogyakarta Media Akademi. Pudjiastuti, Sri Rahayu, The Culture and Local Wisdom of The Indigenous People Kasepuhan Sinar Resmi. JhSS Journal of Humanities and Social Studies, e-ISSN2598-120X p-ISSN2598-117X. Sinta-3. Vol. 5, issue 2. Pages 198-202. 2021. Saripudin 2010, Interpretasi Sosiologis Dalam Pendidikan, Bandung Karya Putra Darwati. Syaifullah. 2014. Pandangan Masyarakat Terhadap Pendidikan Anak. Jakarta Bumi Aksara. Usman, Samad 2014, Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Ilmiah Didaktika Volume 15. Yosada, Pendidikan di Beranda Terdepan Negara Perbatasan Entikong. “Prosiding Seminar Nasional Penguatan Hubungan Antara Pengembangan Ketrampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi Muda.” ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Samad UsmanNational education management in Indonesia as a whole still remains to be centralized, so that less encouraging democratization and decentralization of education. Basically, education management issues concerning the efficiency in the utilization of existing resources. National education management is a neat strategy to overcome the negative effects of globalization. Hence strengthening it will steer globalization in a positive direction for the development of the nation. Centralized management system of education that has been proven to not bring significant progress to improve the quality of education in general. Even in certain cases, the centralized management of education had led to limit creativity in various types and levels of education. Keywords National Education; Globalization; Education ManagementStrategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Perguruan TinggiCecep AlbaAlba, Cecep 2011, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Perguruan Tinggi. Jurnal Sosioteknologi Edisi Darurat Pendidikan di Indonesia, Kementrian Pendidikan. Dalam Darurat Pendidikan. Makalah di sampaikan pada pertemuan antara Kementrian dan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia diR BaswedanBaswedan, R 2014, Gawat Darurat Pendidikan di Indonesia, Kementrian Pendidikan. Dalam Darurat Pendidikan. Makalah di sampaikan pada pertemuan antara Kementrian dan Kepala Dinas Pendidikan se-Indonesia di Jakarta, Desember Menjadi Guru Negara ?Tidak, saya terlalu metro sentris. Jurnal Penelitian Pendidikan PedesaanA M CampbellYatesGcCampbell, AM & Yates, GC 2011 Ingin Menjadi Guru Negara ?Tidak, saya terlalu metro sentris. Jurnal Penelitian Pendidikan Pedesaan, dan Motivasi Siswa di SMA PedesaanP S HandreSulivanH CrowsonHandre, PS, Sulivan,D& Crowson,H. 2009, Karakteristik dan Motivasi Siswa di SMA Pedesaan. Jurnal Peneliti Pendidikan Pedesaan, 24 166, Culture and Local Wisdom of The Indigenous People Kasepuhan Sinar ResmiSri PudjiastutiRahayuPudjiastuti, Sri Rahayu, The Culture and Local Wisdom of The Indigenous People Kasepuhan Sinar Resmi. JhSS Journal of Humanities and Social Studies, e-ISSN2598-120X p-ISSN2598-117X. Sinta-3. Vol. 5, issue 2. Pages 198-202. Seminar Nasional Penguatan Hubungan Antara Pengembangan Ketrampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi MudaK R YosadaYosada, Pendidikan di Beranda Terdepan Negara Perbatasan Entikong. "Prosiding Seminar Nasional Penguatan Hubungan Antara Pengembangan Ketrampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi Muda."
Sebagianbesar anak-anak yang tinggal di pedesaan dewasa ini sudah mulai menyadari tentang pentingnya pendidikan, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat desa belum mampu mengenyam pendidikan dengan layak, di antaranya pengaruh dari lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan semangat belajar mereka, karena kebanyakan orang tua di desa beranggapan bahwa lebih baik meneteskan peluh diladang daripada duduk seharian di bangku sekolah.
image source Daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan daerah di Indonesia yang relatif memiliki aksesibilitas yang terbatas. Daerah-daerah ini biasanya merupakan daerah-daerah yang terpencil, berada di pedalaman, atau berada di daerah pegunungan. Terkadang daerah-daerah ini juga disebut sebagai daerah paling miskin di Indonesia. Kondisi Pendidikan di Daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal di Indonesia Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia cukup memprihatinkan. Meskipun pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah tersebut, namun prosesnya masih sangat lambat. Hal ini terutama disebabkan karena kurangnya fasilitas dan sumber daya yang dimiliki oleh daerah-daerah tersebut. Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia juga dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Beberapa daerah masih memiliki pandangan bahwa pendidikan tidak begitu penting. Hal ini membuat banyak anak-anak di daerah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Beberapa faktor lain juga mempengaruhi kondisi pendidikan di daerah tersebut. Kondisi geografis, ekonomi, dan sosial daerah tersebut juga mempengaruhi kualitas pendidikan yang diberikan di daerah tersebut. Misalnya, daerah yang memiliki kondisi geografis yang buruk atau kondisi ekonomi yang buruk akan berdampak pada kualitas pendidikan yang diberikan. Kondisi sosial juga akan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Upaya Pemerintah untuk Meningkatkan Pendidikan di Daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal Pemerintah telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerapkan program Bantuan Operasional Sekolah BOS. Program BOS ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah di daerah tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan fasilitas pendidikan di daerah tersebut. Pemerintah telah berupaya meningkatkan jumlah sekolah di daerah tersebut dan menyediakan fasilitas pendidikan yang lebih baik. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Pemerintah telah berupaya melakukan berbagai kegiatan edukasi dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan. Kesimpulan Kondisi pendidikan di daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal di Indonesia cukup memprihatinkan. Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut telah menunjukkan hasil yang cukup positif. Namun masih ada banyak hal lain yang harus dilakukan agar kondisi pendidikan di daerah tersebut dapat lebih baik lagi.
AKURATCO, Metode pembayaran biaya pendidikan secara digital semakin menjadi pilihan masyarakat. Hal ini terlihat dari lonjakan jumlah pengguna fitur 'biaya pendidikan' di Tokopedia selama semester I-2022. "Pada semester I 2022, masyarakat yang membayar biaya pendidikan melalui Tokopedia meningkat hingga 2 kali lipat dibandingkan periode
Aceh - Pelayanan pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, disebut-sebut memprihatinkan. Proses belajar mengajar di tempat itu terbilang mandek karena tenaga pengajar jarang berada di sekolah. Fakta ini berdasarkan hasil investigasi Ombudsman RI Perwakilan Aceh pada 8-9 Oktober. Lembaga pengawas pelayanan publik itu turun setelah mendapat laporan tak sedap tentang layanan pendidikan di kepulauan itu. "Beberapa tokoh masyarakat yang diwawancarai menyampaikan ada guru yang jarang datang ke Pulo Aceh," ungkap Kepala Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Taqwaddin, kepada Kamis malam 10/10/2019. Tim Ombudsman mendapati SMA Negeri 2 Pulo Aceh dalam kondisi tidak satu pun tenaga pengajar serta kepala sekolah berada di tempat. Padahal, guru di sekolah itu ada 13 orang. Jumlah murid di SMA tersebut sebanyak 88 orang. Mereka berasal dari 12 desa yang ada di Pulo Breueh, sebuah pulau yang menjadi bagian dari Kecamatan Pulo Aceh. "Saat tim datang, siswa sedang tidak berada dalam kelas, sebagian sudah pulang pada pukul WIB," imbuh Taqwaddin. Ini dipandang miris. Pemerintah Kabupaten Aceh Besar sejatinya telah menyediakan fasilitas berupa rumah dinas agar tenaga pengajar tinggal di tempat itu. "Para tokoh masyarakat menginginkan anak-anak Pulo Aceh bisa mendapatkan pendidikan yang baik," ujar dia. Bagi Taqwaddin, masalah pelayanan pendidikan di Kecamatan Pulo Aceh mesti mendapat perhatian khusus. Roda layanan pendidikan punya kecenderungan berputar di wilayah sentral atau perkotaan saja, namun, terbilang acuh di kawasan periferi. "Ini tidak bisa dibiarkan. Kami akan sampaikan hasil investigasi ini ke Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan juga ke Bupati Aceh Besar," juga video pilihan berikut iniSandra mengusulkan pendidikan sekolah untuk mengajak anak-anak ke sawah, atau paling tidak jangan hanya di dalam kelasTenaga Pengajar Tidak MenetapSuasana salah satu sekolah di Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar AbonitaPenyebab tenaga pengajar jarang berada di tempat karena kebanyakan di antara mereka memilih tidak menetap. Sistemnya sif, di mana para tenaga pengajar hanya bertugas mengisi jam belajar saja, kemudian beranjak. "Kebanyakan guru tidak tinggal di Pulo Aceh, karena guru tersebut berasal dari Banda Aceh atau Aceh Besar, namun ada guru honor yang berasal dari penduduk Pulo Aceh," jelas Taqwaddin. Namun, ada pula yang menetap. Mereka adalah Guru Garis Depan GGD berstatus pegawai negeri sipil berasal dari luar yang mengabdi di Aceh. Sebagai informasi, untuk menuju Kecamatan Pulo Aceh harus melalui jalur air selama satu jam lebih. Ada sepuluh pulau yang merupakan bagian dari kecamatan tersebut. Keindahan panorama di Kecamatan Pulo Aceh cukup dikenal luas. Tak jarang media menyebutnya sebagai surga yang terabaikan hingga Pulau Perawan. Soal potret buram pendidikan di wilayah terpencil ini sudah pernah disinggung dalam sebuah unggahan di situs Kominfo berjudul "Potret Pendidikan di Pelosok Negeri 2" pada 2015. Isinya lebih kurang sama. Terdapat dua pulau berpenghuni di Kecamatan Pulo Aceh, yakni, Pulo Breueh dan Pulo Nasi. Pulo Breueh berpenduduk sekitar 5 ribu jiwa, yang terbagi dalam 12 desa. Di Pulo Breueh terdapat lima SD atau sederajat, dua SMP, serta satu SMA, masing-masing di Desa Rinon, Mukim Breueh Utara, dan Desa Blang Situngkoh, Mukim Pulo Breueh Selatan. Di sini, SMA hanya ada di Desa Blang Situngkoh. Dalam unggahan situs Komifo disebutkan, anak-anak yang berada di Desa Meulingge, Rinon, Lapeng, Ulee Paya sulit menjangkau SMA. Mereka harus melewati medan pegunungan, dengan jarak tempuh yang lumayan. Sementara itu, Pulo Nasi berpenduduk jiwa. Pendidikan menengah tingkat atas hanya bisa ditempuh di SMA Negeri 1 Pulo Aceh sering disebut SMA Pulo Nasi.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
. 59 150 292 282 218 468 221 42
potret pendidikan di daerah terpencil