Cara betawasul ada beragam namun pada intinya adalah melakukan amalan shaleh dalam rangka lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amalan shaleh ini bisa dengan membaca wirid, ayat Al-Quran tertentu seperti Al-Fatihah, membaca shalawat hingga doa-doa tertentu yang diajarkan alim ulama agar hajat hidup atau keinginan diri bisa terwujud.» PembahasanPengertian tawasul bisa kita jumpai langsung dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, yakniMengerjakan amalan tertentu dalam rangka mendekatkan diri hamba pada Allah atau memanjatkan doa pada Allah SWT dengan menggunakan perantara orang-orang yang dipandang suci dan punya kedekatan lebih pada Allah singkat, tawasul ini dimaknai sebagai upaya disebut wasilah yang dilakukan seseorang dengan tujuan agar doanya dikabulkan Allah. Bertawasul memiliki landasan hukum tersendiri, yakniSurah Al-Maidah. Dalam ayat 35 difirmankan agar manusia mencari jalan yang bisa mendekatkan dirinya pada Allah Al-A’raf. Dalam ayat 180, Allah SWT berfirman agar manusia memohon pada-Nya dengan cara menyebutkan nama-nama indah lagi baik milik-Nya asmaul husna. Selain itu, manusia juga dihimbai agar meninggalkan orang yang menyalahi mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan bertawasul adalah bagian dari ikhtiar manusia memaksimalkan doa dan harapannya.» Pelajari Lebih LanjutMateri tentang hukum berdoa lalu menyebut-nyebut nama para malaikat Allah tentang pengertian doa menurut bahasa tentang sebutan lain dari perilaku terpuji dalam islam • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •» Detail JawabanKelas SMAMapel SejarahBab -Kode -AyoBelajarSPJ2KisahSyaikh Abdul Qodir Al Jaelani dan Iblis. Suatu hari Shaikh Abdul Qadir al Jaelani dan beberapa murid-muridnya sedang dalam perjalanan di padang pasir dengan telanjang kaki. Saat itu bulan Ramadhan dan padang pasirnya panas. Beliau mengatakan, "Aku sangat haus dan luar biasa lelahnya.".
Ilustrasi doa dan tawasul. Sumber merupakan ibadah yang penting dilakukan oleh setiap umat Islam sebagai bentuk ketaan kita kepada sang pencita, Allah SWT. Ketika kita sedang berdoa dan bertawasul, itu termasuk dari amalan ibadah. Namun, mungkin jarang orang mengetahui bagaimana cara bertawasul yang baik dan benar sesuai dengan ajaran agama bertawasul tidak ada salahnya kita berdoa melalui perantara, baik perantara berupa amal baik atau pun melalui orang saleh. Semua itu dengan catatan, semua ini hanyalah Allah SWT satu-satunya sebagai yang Benar dalam Islam Menurut Ustaz Adi HidayatDilansir dari ceramah Ustaz Adi Hidayat di kanal Youtube Ceramah Pendek menjelaskan menganai tiga cara bertawasul menurut doa sebagai perangkat untuk apa yang Anda butuhkan, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Ustad menjelaskan bahwa dalam Alquran surat Almaidah ayat 35.“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah berjuanglah di jalan-Nya, agar kamu beruntung.”Ia menjelaskan bahwa kita harus bertawasul dengan minta kepada Allah. Minta penuh dengan tawaduk, sebut nama Rasulullah dengan penuh ketulusan. Gunakan bahasa yang Anda pahami dan mintalah dengan penuh kerjakan amal sholeh habis itu Anda berdoa. Ustadi Adi hidayat membagikan sedikit kisah tentang tiga orang pria yang kehujanan saat berjalan, kemudian berteduh dalam gua. Tidak disangka batu besar menggelinding dan menutupi pintu bertiga berusaha mendorong namun batu itu sangat besar dan berat. Ketiga pria tersebut akhirnya bertawasul dengan amal pertama berkata, “Ya Allah Ya Rab hamba bermohon kepada-Mu hamba punya seorang ibu dan hamba muliakan ia dengan berbakti kepadanya. Setiap dia mau makan hamba dahulukan, hamba gak sentuh makanan sebelum beliau. Suatu kali hamba pulang dari pekerjaan memeras susu ingin diberikan ke beliau tertidur. Maka hamba tidak minum susunya. Hamba minta istri dan anak-anak hamba tidur duluan, setelah itu hamba pegang bejana susunya pegang sambil berdiri sambil berdiri, sampai ibu saya bangun. Ketika bangun saya berikan susunya, beliau minum dan beliau tidak tahu kalau saya menunggu sampai dengan semalaman sampai beliau minum itu. Kalaulah dengan bakti saya menjadikan saya mendapatkan pahala yang membebaskan saya dari kungkungan masalah ini. Mohon berikan kesempatan untuk keluar dari sini.”Begitu didorong setelah itu bergeser tetapi ketiganya tidak bisa keluar. Lanjut pria kedua berdoa dan mengatakan, “Ya Allah hamba adalah seorang bos perusahaan. Saya punya beberapa ekor kambing yang dipelihara,”Ia juga menceritakan pada saat itu karyawan tiba masa gajian, ada satu yang pergi belum dapat gaji. Maka pada saat itu, gajinya disimpan karena karyawannya tak kunjung datang. Khawatir nilainya jadi berkurang, kala itu sang bos menginvestasikannya untuk dibelikan kambing dan kambingnya menjadi banyak. Kemudian karyawannya datang untuk menagih, hingga dia terkejut mendengar kabar gajinya menjadi kambing yang banyak. Maka dia mengambil semua kambing itu, tanpa mengatakan dan memberikan hadiah kepada sang pemilik. Pria itu mengatakan “Saya dan saya ridho dengan semua itu Ya Rab. Kalau dengan amalan itu menjadikan Kau ridho bebaskan hamba dari kesulitan ini.”Yang ketiga ia adalah seorang rentenir. Suatu saat ada ponakan yang sangat hamba cintai, namun dia menolak cintanya. Pada suatu saat bapaknya terkena jeratan rentenirnya. Ia meminta keringanan kepada pamannya. Tapi ia bilang “jika malam ini kamu mau berzina dengan saya maka saya akan bebaskan hutang bapak kamu.” Anak itu kemudian menangis karena baktinya kepada orang tua dan memenuhi permintaan saya. Tapi pada saat itu ia mengatakan, “Paman bertakwalah kepada Allah.” Ia langsung terenyuh dan pergi meninggal doa itu, begitu tiga orang mendorong itu kemudian batu itu bisa lepas. Sungguh luar biasa kekuatan doa sekaligus doa seorang pendosa yang Bersholawat kepada Nabi MuhammadRasulullah bersabda "Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan mengucapkan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan ia diangkat sepuluh derajat untuknya." HR. NasaiDi dalam Alquran Al Baqarah ayat 155-157 juga sudah dijelaskan, makna bersholawat salah satunya menyelesaikan orang yang hidup pasti memiliki masalah. Ustaz Adi Hidayat menambahkan, mustahil naik kelas kalau tidak ada ujian, mustahil SD naik SMP kalau tidak diuji menghadapi persoalan. Maka dari itu jika hidup Anda akan meningkat, maka akan diuji dengan apa pun, khawatir, lapar, sakit, harta mulai berkurang. Semoga kesabaran atas doa, kesabaran, dan takwa kita kepada Allah, senantiasa menjadikan kita semua sebagai hamba yang pandai bersyukur. AA
manqobahke empat puluh dua : syekh son'ani karena tidak taat kepada syekh abdul qodir nasibnya menjadi penggembala babi Pada waktu Syekh Abdul Qodir menerima sabda Rosululloh saw, bahwa telapak kaki beliau bakal memijak pundak-pundak para waliyulloh, sabda Rosululloh itu diumumkan dan disebarkan kepada seluru para wali, baik yang hadir maupun
Syaikh Abdul Qadir Al- Jilani adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi, beliau adalah Imam Al-Kabir dan seorang wali Quthub yang terkenal, nasab beliau dari arah ibu sampai kepada Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib. Nama lengkap beliau adalah Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Abdullah bin Janki Duwats bin Abi Abdillah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdillah bin Musa Al-Hauzi bin Abdullah Al-Mahdi bin Hasan bin Al-Mutsanna bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib. SILSILAH KETURUNAN SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI A. Keturunan dari memori 1. Syekh Abdul Qodir adalah putra dari 2. Al-Imam Sayyid Abi Saleh Janaki Daosti, putra dari 3. Al-Imam Sayyid Abdillah, putra dari 4. Al-Imam Sayyid Yahya Az-Zahid, putra dari 5. Al-Imam Sayyid Muhammad, putra dari 6. Al-Imam Sayyid Daud, putra dari 7. Al-Imam Sayyid Musa, putra dari 8. Al-Imam Sayyid Abdillah, putra dari 9. Sayyid Musa Al-Jun, putra dari 10. Al-Imam Sayyid Abdillah Al-Mahdi, putra dari 11. Al-Imam Sayyid Hasa Al-Mutsana, putra dari 12. Al-Imam Sayyid Hasan As-Sibthi, putra dari 13. Al-Imam Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib B. Keturunan dari Ibunya 1. Syekh Abdul Qodir adalah putra dari 2. Sayyidah Ummil Khoer Amatil Jabbar Fatimah, putri dari 3. Sayyid Abdillah Al-Suma'I Az-Zahid, putra dari 4. Sayyid Abi Jamaludin, putra dari 5. Sayyid Mahmud, putra dari 6. Sayyid Abul Atho-I Abdillah 7. Sayid Kamaludin isa, putra dari 8. Sayyid Imam Alaudin Muhammad Al-Jawwad, putra dari 9. Sayyid Imam Ali Ar-Ridha, putra dari 10. Sayyid Imam Musa Al-Kadzim, putra dari 11. Imam Ja'far Sadiq, putra dari 12. Imam Muhammad Al-Baqir, putra dari 13. Imam Zainal Abidin Ali, putra dari 14. Imam Husein Syahid Karbala, putra dari 15. Al-Imam Sayyidina Ali Ibnu Abi Thalib. Menuntut Ilmu dan Guru-guru Beliau Beliau tiba di Baghdad pada tahun 488 H. pada saat beliau berusia 18 tahun. Beliau kemudian sibuk dalam mempelajari Al-Qur’an sampai menguasainya. Lalu belajar fikih serta memantapkan keilmuan beliau dalam bidang ushul fikih, furu’ul-fiqh, dan ilmu khilaf. Beliau juga mempelajari hadits dan sibuk dengan mau’idhah sampai beliau mahir memberi mau’idhah. Beliau belajar ilmu dari para ulama yang tersohor di masanya. Di antara guru-guru beliau adalah 1. Ali bin Aqil Abul Wafa’ bin Aqil w. 513 H.. Beliau adalah seorang alim di Irak dan menjadi syaikh para Imam Hanbaliyah di Baghdad pada masanya. Beliau adalah penulis buku Al-Funun fi Mukhtalafil Ulum yang belum pernah seorang pun yang menulis buku ini, di dunia ini, seperti beliau. Buku itu mencapai 400 juz. 2. Mahfudh bin Ahmad bin Hasan Abul Khattab Al-Kalwadzaniy w. 510 H.. Beliau adalah seorang ahli fikih di Baghdad dan imam para penganut madzhab Hanbali pada masanya. 3. Yahya bin Ali bin Muhammad Abu Zakariya At-Tibrizy w. 502 H.. Beliau adalah seorang imam ahli bahasa dan sastra yang tersohor. 4. Muhammad bin Muhammad bin Husain Abul Husain bin Abu Ya’la Al Farra’ w. 526 H.. Beliau adalah seorang ahli sejarah dari golongan ahli fikih madzhab Hanbali. 5. Hibatullah bin Mubarak bin Musa Abul Barakat As-Saqathiy w. 509 H.. Beliau adalah seorang yang sangat alim dan ahli hadits, sekaligus seorang ahli sejarah. 6. Muhammad bin Ali bin Maimun Abul Ghanaim An-Nursiy w. 510 H.. Beliau adalah seorang ahli bacaan Al-Qur’an dan penghafal Al-Qur’an. 7. Mubarak bin Abdul-Jabbar bin Ahmad Abul Hasan Al-Azdiy, yang terkenal dengan nama Ibnu Thuyuriy w. 500 H.. Beliau adalah seorang ahli hadits yang tsiqah. 8. Ja’far bin Ahmad bin Husain Abu Muhammad As-Siraj w. 500 H.. Beliau seorang sastrawaan, alim dalam bidang qira’at, nahwu, dan bahasa. Beliau juga termasuk golongan penghafal Al-Qur’an. 9. Hammad bin Muslim Abu Abdillah Ad-Dabbas Ar-Rahbiy w. 525 H.. Beliau adalah seorang arif, wara’, dan penuh dengan hikmah. Beliau termasuk wali Allah swt yang mempunyai banyak karamah. 10. Mubarak bin Ali Abu Sa’ad Al Mukharramiy w. 513 H.. Seorang Imam Qadhi yang ahli fikih. Sayyid Abdul Qadir mendapatkan selendang jubah kewalian dari beliau. Murid-murid Beliau Banyak ulama terkenal yang belajar dari beliau. Mereka belajar ilmu-ilmu syari’ah dan mendengarkan hadits-hadits. Di antara mereka adalah 1. Abdul Ghani bin Abdul Wahid Ali Taqiyyuddin Al-Muqaddasiy w. 600 H.. Beliau adalah seorang penghafal hadits yang besar dan seorang imam yang terkenal. Karya beliau cukup banyak. 2. Abdul Karim bin Muhammad bin Manshur Abu Sa’ad As-Sama’aniy, w. 562 H.. beliau adalah seorang Imam ahli sejarah dan ahli hadits yang besar. 3. Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Muwaffiquddin Al-Muqaddasiy w. 620 H.. Beliau adalah seorang imam yang alim rabbaniy ilmu ketuhanan dan seorang imam madzhab Hanbali pada masanya. Beliau berkata, “Saya dan Al-Hafidh Abdul Ghaniy memakai selendang jubah kewalian langsung dari tangan syaikhul Islam Abdul Qadir. Kami menyibukkan diri dengan belajar fikih. Kami mendengarkan pelajaran dari beliau, mengambil manfaat dari persahabatan dengan beliau, dan kami tidak mendapati dari masa hidup beliau kecuali hanya 50 malam.” 4. Usman bin Marzuq bin Humaid Abu Amr Al-Qurasyiy w. 564 H.. Beliau adalah seorang Imam dan ahli fikih, menjadi panutan, serta seorang yang zuhud. Beliau menetap di Mesir. 5. Muhammad bin Ibrahim bin Tsabit bin Al-Kaizaniy w. 562 H.. Beliau adalah seorang sastrawan, penyair dan seorang yang zuhud. 6. Abdul Mughits bin Zuhair bin Alwi Al-Harbiy w. 583 H.. Beliau termasuk ahli hadits dan ahli fikih madzhab Hanbali. 7. Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Abu Amr Ibn Qudamah Al-Muqaddasiy w. 607 H.. Beliau adalah seorang imam yang zuhud dan ahli fikih. Beliau juga saudara laki-laki Muwaffiquddin bin Qudamah. 8. Abdul Malik bin Isa bin Darbas Al-Maraniy Asy-Syafi’i. Beliau adalah seorang hakim agung qadhil-qudhat. Wafat pada tahun 605 H. Beberapa putra beliau juga belajar kepada beliau. Di antara mereka adalah 1. Musa bin Abdul Qadir bin Musa Abu Nashr Al-Jailaniy w. 618 H.. Beliau adalah seorang yang sangat alim, ahli hadits, dan fikih. 2. Abdurrazaq bin Abdul Qadir bin Musa Abu bakar Al-Jailaniy w. 618 H.. Beliau adalah seorang yang sangat alim dan ahli fikih, ahli hadits yang tsiqah, seorang yang zuhud dan wara’. 3. Abdul Wahab bin Abdul Qadir bin Musa Saifuddin bin Abu Abdillah Al-Jailaniy w. 593 H.. Beliau adalah seorang ahli fikih, penyampai nasihat dan seorang yang zuhud. 4. Abdul Aziz bin Abdul Qadir Al-Jailaniy. Beliau belajar fikih dari ayahnya, mengajar hadits , dan menyampaikan nasihat. Banyak murid beliau yang menyelesaikan belajar dengan beliau. 5. Ulama yang juga belajar dari beliau adalah Abdullah bin Usman Al-Yunani w. 517 H.. Beliau adalah tokoh yang disegani di Syam, seorang yang arif dan mempunyai banyak karamah. WALOHWALLOHU BISSHOWABWiridibadallah rijalallah, lirik teks arab, latin dan terjemah tawasul manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani. SYEKH Abdul Qodir Jaelani dalam bukunya yang berjudul Al-Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq 'Azza wa Jalla menyampaikan pentingnya mendirikan ibadah.Ibadah tidak hanya bermakna sebagai pengabdian seorang hamba kepada Allah Swt, tetapi sekaligus mampu menumbuhkan kecerdasan spiritual dan
- Di kalangan ulama sufi, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dikenal dengan julukan Sultan Auliya Raja Para Wali. Ajarannya berfokus pada perbaikan akhlak yang dikenal dengan istilah tasawuf akhlaki. Setelah Syekh Abdul Qadir Al-Jailani meninggal, murid-muridnya melanggengkan ajaran sang guru dalam tarekat Qadiriyah. Syekh Abdul Qadir Al-Jailani lahir di desa Jilan atau Kaelan, Baghdad pada malam 1 Ramadan 471 H/1078 M. Ibunya bernama Syarifah Fatimah binti Abu Abdillah As-Suma'i yang bergelar Ummul Khair. Diceritakan bahwa ibu Abdul Qadir Al-Jailani hamil dalam usia 60 tahun. Namun, ia diberi kekuatan untuk mengandung hingga melahirkan Abdul Qadir Al-Jailani kecil. Dari garis keturunan ayahnya, nasab Syekh Abdul Qadir Al-Jailani tersambung sampai ke Hasan bin Ali, cucu Rasulullah SAW. Sejak kecil, Abdul Qadir Al-Jailani dibesarkan dalam keluarga yang saleh, sederhana, dan cinta pengetahuan. Sejak usia mudanya, Abdul Qadir Al-Jailani sudah menuntut ilmu pada banyak ulama kesohor di Bagdad. Berbagai disiplin ilmu dia di bidang fikih, Abdul Qadir Al-Jailani berguru kepada Abu Al-Wafa Ali bin Aqil Al-Hambali dan Abu Al-Khithab Mahfudz bin Ahmad Al-Khalwadzani Al-Hambali. Di bidang sastra, ia menimba ilmu dari Abu Ghain Al-Baqilani, Ibnu Khunais, Abu Hanaim Ar-Rasi, Abu Bakar Al-Tamara, dan Abu Muhammad As-Sirraj. Sementara di bidang tafsir, ia belajar pada Abdul Ar-Rahman bin Ahmad bin Yusuf, Abu Al-Barakat Hibbatullah Al-Mubarak dan lain sebagainya. Adapun dalam hal tasawuf, Hammad bin Muslim Ad-Dibbas menjadi guru Abdul Qadir karena kecemerlangan dan ketajaman pemikirannya terkait hukum Islam, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani pun diakui sebagai salah satu ulama penting dalam mazhab Hambali. Di luar keilmuan fikih, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani amat kesohor di bidang tasawuf atau sufisme. Selepas ia wafat, murid-muridnya membangun gerakan tarekat untuk menyuburkan spiritualitas Islam, dengan nama tarekat Tarekat Qadiriyah diakui oleh banyak ulama Islam. Bahkan, Ibnu Taimiyah yang dikenal lantang menyerukan pemurnian Islam mengakui keabsahan tarekat Qadiriyah. “Thariqah beliau [Syekh Abdul Qadir Al-Jailani] adalah tarekat yang dibenarkan oleh syara' [hukum Islam atau syariat Islam]," ujar Ibnu Taimiyah seperti dikutip dari Jurnal Mozaic Islam Nusantara. Ajaran Tasawuf Akhlaki Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Di bidang tasawuf, ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani berorientasi pada perbaikan akhlak dalam mencari hakikat kebenaran, agar manusia mencapai maqam kedudukan makrifat di sisi Allah SWT. Tujuan perbaikan akhlak ini adalah salah satu misi penting yang diemban ajaran Islam secara universal, sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak," Baihaqi. Ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani memandang Islam dari 2 aspek, yaitu lahir dan batin. Dua-duanya harus seimbang dijalankan seorang muslim. Misalnya, konsep taharah yang artinya bersuci. Berikut ini penjelasannya, sebagaimana dikutip dari buku Akidah Akhlak 2020 yang ditulis Sihabul Milahudin. Pertama, penyucian diri secara lahiriah dilakukan dengan wudu atau mandi. Kedua, penyucian diri secara batin dilakukan dengan menanamkan kesadaran bahwa ada kotoran dalam diri manusia. Kotoran itu adalah dosa yang harus dibersihkan dengan cara tobat, zikir, dan meminta ampun kepada Allah juga Mohamad Sobary, Rakyat Jelata, dan Sufisme sebagai Kritik Sosial Hijrah ala Kaum Sufi Menyisihkan Selain Allah di dalam Hati Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, penyucian diri secara batin harus menempuh jalan spiritual, serta dibimbing oleh guru atau mursyid yang memiliki keilmuan yang mumpuni. Pembersihan diri dilakukan melalui tobat, talqin, zikir, tasfiah, dan suluk. Konsep lahir dalam ajaran tasawuf Syekh Abdul Qadir Al-Jailani adalah aspek formal di ajaran fikih. Sedangkan konsep batin merupakan substansi tasawuf. Konsep lahir disebut ajaran syariat, dalam istilah tasawufnya. Sementara konsep batinnya adalah hakikat. Konsep batin harus selaras dengan fikih syariat Islam. Namun, syariat tanpa hakikat [aspek batin] dianggap kosong, tak bermakna. Sementara, hakikat tanpa syariat adalah batal serta tak berdasar. Dalam ajaran Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, pengamalan fikih saja tidak cukup dalam beragama. Sebab, fikih hanya bagian paling mendasar dan tidak menyentuh konsep filosofis ajaran Islam yang mendalam. Untuk bisa menghayati Islam, seseorang harus paham tasawuf agar bisa memaknai setiap amalan fikih yang dikerjakannya. Maka itu, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga tidak mementingkan ibadah fardu atau wajib saja, melainkan juga amalan sunah. - Pendidikan Kontributor Abdul HadiPenulis Abdul HadiEditor Addi M Idhom
. 221 236 436 13 386 310 331 52